Ransel Mbak Yeye

SEJAK  sebelum menikah, saya memilih tampil natural. Hari-hari jarang banget dandan pake make-up. Kecuali kalau mau keluar rumah, baru deh saya pakai bedak tipis-tipis. Gak seperti kebanyakan perempuan lain yang piranti dandannya lengkap, alat buat cantik-cantik saya boleh dibilang minimalis. Paling yang wajib ada ; Bedak, hand body, deodoran, parfum, pensil alis yang jarang dipake dan eye shadow yang juga jarang dipakai. Lipstik? Sudah lama gak pernah pake lipstik. ( Kebetulan, saya suka minum air putih, jadi bibir basah terus ). Makanya, tiap mau travelling, gak pernah rempong bawa printilan dandan. Apalagi kalau perginya jauh, saya cukup sisiran rambut sama bedak tipis-tipis. Gak kebayang, full make-up saat perjalanan panjang. He-he-he. Gak tahu kenapa, saya lebih suka polosan saja. Tanpa harus mengenakan make up.  Kata Bapak saya dulu, "Perempuan lebih bagus natural.  Make-up secukupnya saja. Itu pun untuk menutupi kekurangan." Kalau pakar kecantikan dan fashio

CANTIK . Menjadi kata favorit bagi perempuan. Siapa tak suka tampil cantik? Siapa yang tak suka dipuji cantik? Tak sedikit perempuan yang mau melakukan apa saja agar bisa tampil cantik. Ngobrol dengan dr Dessy Hinda Pramita., Sp.KK ---- " CANTIK adalah ketika merasa percaya diri," kata dr Dessy Hinda Pramita.,Sp.KK saat kami berbincang di sela grand launching Fotona Dynamic Star Laser di Esther House of Beauty, Surabaya, Sabtu (28/10). "Percaya diri tapi bukan berarti kepedean," lanjutnya sembari tersenyum. Sebenarnya, lanjut dr Dessy, setiap perempuan sudah dianugerahi kecantikan yang proporsional. Tetapi, masih merasa kurang sehingga perlu melakukan koreksi pada bagian-bagian tubuh agar cantik. Pun, ketika sudah melakukan koreksi, tetap merasa masih ada yang kurang dan tidak pernah merasa puas.  "Padahal, cantik itu datangnya dari dalam. Dari hati. CANTIK itu adalah ketika hati bahagia, tidak memiliki rasa iri, sakit hati dan memb

HARI gini perempuan mana tak ingin tampil cantik ?  Tampilan muda dengan kulit kencang, kenyal dan bercahaya jadi dambaan perempuan mana pun di dunia. Ya kan? Tak dapat dimungkiri, tampilan cantik dan awet muda telah menjadi kebutuhan dan keharusan bagi perempuan kekinian. Tapi, kesibukan aktivitas sehari-hari membuat kita abai untuk melakukan perawatan. Belum lagi faktor kelelahan, stres, terlalu lama berada di ruangan ber-AC dan kerap membiarkan tubuh terpapar sinar ultraviolet makin membuat kulit kita jauh dari kata memesona. Nah akhir pekan lalu, Sabtu (28/10), saya mendapat undangan  grand launching Fotona Dynamic Star Laser dari kawan lawas di media, Mbak Onny Yoelyana, yang saat ini menghandle public relations dan marketing komunikasi  Esther House of Beauty. Undangan tersebut, saya sambut sukacita. Kebetulan, wawasan saya soal dunia perawatan kecantikan rada-rada minim. ----- Penasaran seperti apa dan bagaimana? Tiba di Esther House of Beauty 

TEMAN- teman yang berkecimpung di organisasi atau perusahaan, tentu sudah tidak asing dengan Human Resource Management ( HRM),  bukan? Ya, divisi ini yang menjalankan fungsi untuk mengembangkan dan menjamin kesejahteraan sumber daya manusia di dalam organisasi (Amstrong, 2009). Boleh dibilang HRM  merupakan strategi atau rangkaian langkah-langkah dan pendekatan untuk mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan organisasi. Ada lagi Human Capital Management (HCM ). Apa itu? Human Capital, menurut Gary Becker (University of Chicago), berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan/organisasi untuk memersiapkan masa depan perusahaan atau organisasi melalui penanaman pengetahuan kemampuan pada manusianya. ----- Nah, buat Teman-teman yang sedang berkecimpung atau tertarik dengan Human Capital dan ingin belajar lebih banyak hal, sekarang bisa join di Human Capital Community (HCC), yakni sebuah komunitas yang dibangun untuk be

APA yang ada di benak Teman-teman ketika cuaca terik bikin badan keringatan dan kepala engap? Pasti rasanya pingin nyebur kolam renang, makan es krim banyak-banyak atau ngadem di ruangan ber-AC, ya kan? Saya pun demikian ketika dilanda kepanasan. Gerahnya cuaca bikin badan serba salah. Sejak pagi hingga sepanjang malam, badan keringatan terus menerus. Baru saja mandi, eh keluar kamar mandi sudah gerah lagi. Bila malam yang seharusnya hawa dingin, ternyata gerahnya makin menjadi-jadi. Mau buka jendela kamar, khawatir kamar akan diserbu  nyamuk. Sementara menyalakan kipas angin, kok anginnya cuma numpang lewat. Cuaca panas ini terus terang bikin kami mati gaya. Bikin tidak kerasan di rumah. Maunya keluar cari angin. Kalau pagi atau siang sih tidak masalah. Nah, kalau malam ini yang repot. Sementara badan sudah lelah pingin istirahat, masa iya mau kelayapan cari angin? Walhasil situasi kepanasan itu bikin saya dan suami ngedumel. Apalagi pasangan saya, yang tidak bis

PIKNIK, kata yang bermakna sebagai pergi bersenang-senang ke luar kota dengan membawa bekal makanan dan sebagainya (KKBI) itu, kini kian populer di kalangan masyarakat. Sering banget dilontarkan dalam berbagai kesempatan. “Stres itu disebabkan kurang piknik,” “Hidup lo kurang piknik!”  Asal jangan piknik ke hatimu saja ya! Ha-ha-ha. Mbak Yeye dan ranselnya siap piknik. Dok : Pri Saya sendiri sudah sejak balita sering diajak piknik oleh orang tua. Kadang perginya sama Mama (biasanya ikut beliau rombongan sekolah atau organisasi), sering juga pergi bareng dengan Mama-Papa sekeluarga. Atau pergi berdua saja dengan Mama atau Papa. Saya juga sering ngintil simbah ke luar kota dan diajak menginap di rumah saudaranya.  Tempat-tempat wisata di Jawa Timur, DIY dan Jawa Tengah sebagian besar sudah kami kunjungi. Tidak melulu pergi ke pantai atau pegunungan, sering kami pergi ke candi, museum, wisata reliji dan bersilaturahmi ke rumah saudara.  O iya waktu kecil

MATAHARI sedang terik-teriknya, ketika kami tiba di gerbang desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, Minggu (15/10) setelah melintasi sejumlah desa di barat Porong. Dari titik gerbang desa ini, perjalanan menuju Candi Pari, ikon pariwisata Kabupaten Sidoarjo sudah hampir sampai.                                         Selamat datang di Desa Candi Pari. Dok : Pri  Benar, tak sampai lima menit, akhirnya nampak bangunan Candi Pari dari kejauhan. "Bagus juga ya, baru tahu ada candi di sini," komentar suami saya. Candi Pari berdiri penuh wibawa. Dok : Pri Sejumlah warga sedang asyik berbincang di balai warga tepat di depan candi. Sebuah rombong angkringan penuh makanan dan minuman nampak di balai warga. Setelah memarkir motor di depan toko, kami bergegas masuk ke area candi. Sebuah gazebo berdiri di sisi kiri pintu gerbang candi. Lalu, ada beberapa bangunan kecil untuk pos penerimaan tamu, toilet dan ruang istirahat bagi petugas. Di s