Posts

Showing posts from September, 2017

Kenapa Harus Ada LDR di antara Kita?

Image
SEPTEMBER segera berlalu. Selamat datang Oktober yang semoga makin ceria. Sudah tidak sabar menunggu kehadiran bulan baru, karena itu berarti bisa berdua lagi sama pasangan jiwa saya. Setelah beberapa waktu terpaksa jauh-jauhan lagi karena doi tugas negara. Sebelum nanti mau ditinggal tugas lagi. Hiks hiks..... Bicara jauh-jauhan sama pasangan alias LDR, itu bikin nyesek. Hiks. Ya beda situasi kali ya kalau sudah menikah dengan belum. Kalau sudah nikah, biasa seatap bareng, ke mana-mana berdua, ada teman ngobrol dan ribut, lalu jauh-jauhan, rasanya separuh jiwa hilang. (Stel lagunya Anang) Sehari dua hari sih gak masalah, tapi kalau sudah berhari-hari, ganti pekan dan hitungan bulan, makin nelangsa. Apalah artinya sebuah rumah tangga kalau berjauh-jauhan. Begitu kata orang tua dulu berpesan. Ya, kalau bisa barengan kenapa jauhan? ( Kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu ya macam tentara atau polisi yang memang ada tugas-tugas khusus dan lama. Itu beda kas

Oktober Banyak (lagi) Lomba Menulis

Image
DUH! Rasanya baru kemarin saya membuka awal bulan September dengan informasi lomba-lomba menulis. Sekarang, tahu-tahu sudah Oktober saja.  Gegara gak bisa tidur, akhirnya blog walking deh malam-malam, sambil googling-googling info lomba menulis.  Saya makin semangat nih buat ikut kompetisi menulis. Setelah kemarin, ada salah satu lomba yang saya ikuti nyantol masuk nominasi. Semoga jadi jawara. Mohon doanya ya pemirsah. Nanti deh saya update apa pun hasilnya. Nah lo, Oktober ini makin banyak lomba. Jadi bingung mau ikut yang mana? Semoga diberi kesehatan dan isi kepala yang gak beku supaya bisa banyak dapat inspirasi. Ngeblog yuk! Gambar : Pixabay. Supaya gak lupa, saya tulis saja di sini lomba apa saja yang bakal saya ikuti dan siapa tahu teman-teman juga berminat buat ikutan. Terus terang nih, saya lagi kejar setoran supaya rencana akhir tahun jalan-jalan ke negara tetangga bisa terwujud. Pinginnya sih kalau menang (Amiinn) hadiahnya separuh

Bertemu Penunggu Pohon Keramat

Image
Pohon beringin di Alun-alun Kidul. Foto : Ambil di Net PERCAYA tak percaya, mahkluk halus itu memang ada. Bukan sekedar cerita imajinasi atau untuk menakut-nakuti manusia. Di dalam Al-qur'an pun keberadaan mereka sudah dijelaskan. Macam-macam wujudnya ; ada setan, jin dan sebangsanya. Dalam kehidupan sehari-hari pun, sudah diajarkan oleh orang-orang tua, jika melewati tempat-tempat tertentu, harus mengucap salam dan berdoa meski pun tidak ada orang di situ. Sebab, siapa tahu di tempat yang kita lewati adalah rumah tempat mahkluk lain bersemayam. Waktu tinggal di Bali,  hal-hal semacam ini kental terasa. Ada tempat-tempat yang dianggap keramat atau ada penunggunya. Sehingga, oleh penganut Hindu Bali, tempat-tempat tersebut diberi sesaji. Saya pun berusaha menghormati dan berhati-hati setiap melintasi tempat-tempat yang gelap dan terlihat wingit/keramat. Setidaknya, mengucapkan salam dan doa sesuai keyakinan. Jika naik kendaraan, sebisa mungkin menyalakan dim

Belajar Budaya dari Pernikahan

Image
MUSIM kondangan baru saja berlalu. Saat ini memasuki bulan Muharam yang bagi sebagian masyarakat Jawa, ada kepercayaan bahwa bulan Suro menurut penanggalan Jawa sebaiknya tidak menggelar hajatan. Maka, tak heran, kalau sepanjang bulan lalu, undangan mantenan dan sunatan di mana-mana. Ada lo teman saya yang menerima belasan undangan sepanjang bulan besar, yang baru saja berlalu. Lain lubuk lain ilalang. Bulan ini  bagi masyarakat Bali justru bulan baik untuk menghelat acara kawinan, potong gigi, ngaben dsb.     Nah, bicara pernikahan dengan prosesi adat, saya sudah pernah datang ke acara pernikahan adat Sunda, Padang, Bugis, dan Bangka. Yang paling sering sih kawinan adat Jawa (secara tinggal di Jawa) dan dulu pernah beberapa kali ke undangan manten ala adat Bali. O iya, untuk masyarakat  Hindu Bali ada empat kasta : Brahmana,  Ksatria, Waisya dan Sudra. Saya sudah pernah menghadiri mantenan kasta Ksatria dan Sudra ini waktu jaman kerja di Bali. Kalau upacara adatnya sih ha

Jalan-jalan Ala Ransel Mbak Yeye

Image
Ransel Mbak Yeye Lost in Jogja. Dok.pri JALAN -jalan, piknik, plesir, melancong apalah namanya, pasti semua suka.  Pergi ke tempat-tempat wisata nge-hitz, atau berkunjung ke rumah teman di luar kota.  Pergi sendiri? Pasti berani. Harus berani! Sejak beberapa tahun terakhir ini, saya lebih senang plesiran sendiri. Ya, paling dengan suami kalau doi bisa menemani.  Tapi, kalau perginya berhari-hari, otomatis, tanpa ada yang ngawal.  Kecuali perginya pas libur sekolah atau lebaran.  Kebetulan, Ransel Mbak Yeye lebih sering jalan-jalan di luar liburan anak sekolah dan lebaran. Kenapa? Karena di luar waktunya liburan anak sekolah, tempat-tempat wisata tujuan lengang, begitu pun kendaraan umum lebih mudah didapat. Pergi-pergi sendiri itu butuh nyali. Apalagi kalau jalannya jauh dengan transportasi umum pula. Tapi, buat saya, jalan-jalan sendiri itu lebih asyik. Karena bisa menentukan mau ke mana dengan bebas, bisa berhenti atau mampir tanpa sungkan sama teman jalan kita. Ti

Waktu yang Berlalu, Tidak Akan Pernah Kembali Lagi

Image
"Waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali lagi." Pameo itu benar adanya. Kita tidak pernah tahu, apakah esok masih diberi waktu untuk melakukan banyak hal. Karena itu, saya berupaya mengisi setiap waktu yang tersedia dengan hal-hal yang positif. Beruntungnya, kita tinggal di dunia dengan teknologi yang maju. Banyak hal bisa dipelajari dengan duduk manis sambil seruput kopi di kafe atau bahkan sambil tidur-tiduran di sofa tanpa keluar dari rumah. Kerja sambil piknik di kafe. Fotografer : Agoes P Saya pun demikian. Jika kebetulan tidak sedang ada job mengajar atau berbisnis, saya upayakan untuk belajar. Apa yang dipelajari? Macam-macam. Saya sedang antusias untuk belajar bagaimana menjadi blogger (lagi) yang baik. Setelah sempat vacuum sekian tahun di dunia blogging, dua bulan terakhir ini saya kembali menekuni aktivitas menyenangkan ini. Lumayanlah, meski baru sekitar 40-an artikel yang saya posting. Rata-rata pengunjung 50-100 per harinya. Mudah

Kereta Api, Transportasi Andalan dan Idola Para Pecinta Perjalanan

Image
Kapan kali pertama Teman-teman naik kereta api? SAYA masih ingat pengalaman naik kereta api kali pertama dengan kedua orangtua dan saudara. Waktu itu tahun 1987 saya masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Kami berkereta api kelas ekonomi dari Stasiun Porong menuju Stasiun Kota Malang. Sepanjang perjalanan, saya tak henti memandang ke luar jendela. Takjub melihat tiang listrik dan telpon bisa berjalan mengikuti kereta api. Bocah-bocah dari balik jendela kereta api dalam perjalanan Jogja-Solo. Foto : Pribadi Lalu, dalam benak saya, kereta api istimewa sekali. Sebab, setiap melintasi rel yang membelah jalan raya, semua kendaraan kecil harus berhenti. Tapi dari semua itu, yang membuat saya gembira adalah ketika banyak sekali penjual makanan dan mainan lalu-lalang menawarkan dagangan. Ibu sempat membeli beberapa macam makanan untuk kami nikmati sepanjang perjalanan. Tiba di Stasiun Malang, bergegas Ayah saya ke loket untuk membeli karcis kereta api yang membawa

Asrinya Lingkungan Rumahku, Sumber Inspirasiku

Image
Asrinya Cluster Stamford. Fotografer : Lintang R Ardiona Because I no longer know where home is ( Home Sick, Kings of Convience). SEJAUH apa pun kita pergi, rumah adalah tempat yang selalu kita kangeni. Lirik lagi Kings of Convience itu melukiskan betapa berharganya arti sebuah rumah.  Michael Buble juga pernah menembangkan lagu yang bercerita tentang rumah. Liriknya manis sekali dan sukses bikin baper ; Another aeroplane Another sunny place I’m lucky, I know But I wanna go home Mmmm, i’ve got to the home Let me go home I’m just too far from where you are I wanna come home And I feel just like i’m living someone else’s life It’s like I just stepped outside When everything was going right And I know just why you could not Come along with me This was not your dream But you alqaws believed in me Meresapi lirik puitis di atas, jelas terdeskripsikan detil betapa rasa kangen pada rumah begitu tumpah ruah. Eitt! Tapi rumah yang