Pulang ke Kotamu, Pulang ke Munajat Backpacker Hotel Jogja

Lobi Munajat Backpacker Hotel. Interior khas backpacker dan atribut travelling. Dok : Fans Page Munajat Backpacker Hotel.




Tak harus jadi orang kaya dulu untuk bisa  duduk-duduk  di kursi taman sepanjang Malioboro menjelang sore sembari menonton musisi jalanan memainkan angklung. Hehehehe.  Bila malam tiba, perut lapar, jalan sebentar cukup lima menit ke kawasan Benteng Vrederburg, menyantap sepincuk sate ayam dengan lontong atau gudeg ceker, hidup terasa indah. Hehehehe. Semua itu bisa kita nikmati di Jogja.

JOGJA. Siapa tak jatuh cinta dan memendam rindu dengan kota yang selalu bernyawa 24 jam ini? Sampai-sampai Kla Project membuatkan lagu khusus tentang Jogja dan sukses menjadi syair kebangsaan bagi siapa pun yang tergila-gila dengan kota budaya ini. Jogja adalah pesona. Jogja adalah cinta itu sendiri. Terlebih bagi mereka yang pernah mencicip atmosfer kota pendidikan ini. Tak salah, bila pulang ke Jogja selalu menjadi cita-cita saat tinggal jauh dari daerah istimewa ini.

Piknik ke Jogja, tak perlu bingung menginap di mana. Terutama buat siapa saja yang pernah hidup di Jogja saat sekolah atau kuliah. Tentulah, ada banyak kawan atau kerabat yang tinggal di Jogja dan bisa menjadi jujuganTetapi, jika ingin merasakan sensasi bertualang di Jogja, bolehlah tempat menginap ini jadi pilihan.

Munajat Backpacker Hotel sebuah hotel yang seperti namanya ditujukan bagi para backpacker. Berkonsep seperti rumah sendiri, minimalis dan mengusung atmosfer internasional ala petualang, Munajat tak lupa menghadirkan keramahan ala Jogja. Desain dan interior di dalam hotel sangat Instagramable. Cocok buat teman-teman yang suka eksis di media sosial. Pernak-pernik unyu buah tangan dari perjalanan di berbagai negara terpajang rapi di lobi dan tangga. 

Letaknya juga sangat strategis. Yakni di kawasan jantung Kota Jogja, Malioboro, yang setiap harinya dipenuhi ribuan pengunjung baik domestik maupun manca. Tepatnya di Jalan Malioboro No. 26.

Mencari lokasi hotel ini tidaklah sulit. Jika teman-teman datang dari arah Stasiun Tugu, cukup jalan kaki menuju Jalan Malioboro yang dipisahkan dengan rel kereta api di sisi barat Hotel Inna Garuda. Susuri saja sambil melihat pemandangan kanan-kiri hingga menjumpai Mall Malioboro. Jika sudah sampai di depan Mall, perlambat laju, maju sedikit kurang lebih 20 meter (masih di deretan Mall Malioboro), akan dijumpai gang kecil dengan plang Masjid As-Sholihin di kiri jalan. Letak gangnya tepat di antara Mall Malioboro dan Hotel Mutiara (lama). Masuk saja, lima meter dari gang, hotel ini terlihat jelas.

Jika datang dari Stasiun Lempuyangan, bisa naik becak, turun tepat di gang Masjid As-Solihin. Pun jika datang dari bandara Adisucipto, naik taxi, sebut saja Hotel Mutiara Lama. O iya, gang menuju hotel ini kecil, hanya bisa dilalui sepeda motor. Tetapi, jangan khawatir bagi teman-teman yang membawa mobil pribadi, bisa parkir di timur penginapan. Nanti, akan diarahkan oleh staf  hotel. Sedangkan jika bawa motor, tersedia tempat parkir di depan hotel.

Hotel yang kerap jadi langganan backpacker manca ini memiliki  tujuh (7) kamar pribadi bukan dormitory dengan lima (5) kamar mandi di luar yang selalu bersih dan wangi. Masing-masing kamar dilengkapi dengan kipas angin. Ada satu kamar yang menggunakan AC. Meski kamar-kamar di Munajat tergolong imut, tetapi nyaman lho. Satu lagi, terjaga kebersihannya. Biaya sewa per malam untuk single bed 125 ribu rupiah, dan untuk twin bed hanya 150 ribu rupiah. Khusus kamar ber-AC tarifnya 175 ribu rupiah. Bagi yang menginginkan extra bed, dikenakan charge 25 ribu rupiah. Ada fasilitas laundry juga yang bisa ditanyakan pada staf hotel.









Kamar-kamar di Munajat unyu dan artsy. Dok : Fans Page The Munajat Backpacker Hotel


Di hotel yang berlantai dua ini, disediakan dapur lengkap dengan alat makan dan masak plus gula, kopi dan teh bagi yang ingin memasak atau menyeduh teh dan kopi sendiri. Lalu, sebuah ruang nonton televisi dan perpustakaan mini yang bisa diakses pelancong selama menginap. Akses Wifi dengan koneksi lancar jaya juga tersedia bagi para tamu. 

Dok : Fans Page Munajat Backapacker Hotel


Santai di lobi serasa yang punya hotel. Dok : Pribadi



Beberapa kali setiap pulang ke Jogja saya menginap di tempat ini dengan pertimbangan ; 


1.Letaknya strategis. Ingin ke mall, jalan-jalan ke Beringharjo/Taman Pintar  atau duduk-duduk di sepanjang Malioboro sambil nenteng cangkir kopi tinggal ngesot saja. Karena aktivitas saya banyak di tengah  kota, tempat ini strategis untuk janjian dengan kawan dan klien. 
Bikin kopi di dapur Munajat, lalu ngesot ke depan gang, nyante di jalan paling ngehitz di Jogja, Malioboro. Dok : Pribadi




2. Dekat dengan jualan makanan.  Warung lesehan, depot, kafe, penjual makanan kaki lima ada semua di kawasan ini.



Di depan gang Hotel Munajat, bisa jajan sate sambil nongkrong sore-sore. Dok : Pribadi


3. Mudahnya akses transportasi ke mana-mana dari depan hotel. Cukup jalan kaki sekitar 50 M, sudah ditemui  shelter  Trans Jogja. Becak dan taxi juga tinggal melambaikan tangan saja. Kurang  asyik apalagi coba?

Nah, meski hotel ini tidak menyediakan sarapan, tak usah khawatir. Karena di depan Munajat, tepatnya di mulut gang masuk, ada warung nasi dengan beragam menu khas Jogja buka mulai pukul 7 pagi-10 malam. Jadi, kalau lapar, tinggal ngesot tak lebih sepuluh langkah. Order makanan/minuman dan bisa dianter ke kamar. Harga makan di warung depan Munajat, tak lebih dari 15 ribu/porsi termasuk minum. Tak semenakutkan pengalaman orang-orang yang katanya kena "palak" setiap makan di kawasan ngehits ini. Kalau pagi, hotel ini selalu disambangi Ibu-ibu penjaja makanan khas Jogja yang siap memanjakan lidah dan perutmu. Aneka tukang jualan makanan/minuman ;  Bakso, lothis, jamu, rujak es krim juga wara-wiri di depan hotel.


Keramahan dan pertemanan. Ini juga menjadi faktor penting buat saya ketika memilih tempat menginap, makan dsb saat beperjalanan. Meski ada ribuan hotel, penginapan dan sebangsanya di Jogja, saya tetap menjatuhkan pilihan dengan Munajat, karena sudah mengenal baik pemiliknya, Mas Uki,  begitu akrab disapa yang juga seorang backpacker. Jadi sekalian bersilaturahmi dan bertukar cerita pengalaman beperjalanan. Tetapi, pada dasarnya, siapa saja yang bermalam di tempat ini, akan mendapat sambutan hangat layaknya teman baik oleh owner maupun staf Munajat.

Tingkat okupansi hotel ini lumayan tinggi. Nyaris setiap hari tak ada kamar kosong. Disarankan, jika ingin menginap, jauh-jauh hari melakukan reservasi agar kebagian kamar. Apalagi jika ingin bermalam saat long wiken atau hari libur nasional.  


Jangan sekali-kali nekad check-in go show, karena sudah pasti status kamar-kamar di Munajat SOLD OUT. Saking hitsnya hotel ini. Hehehehe. Jadi daripada kecewa, mending kontak  terlebih dulu. 

Pemesanan kamar bisa di sini ; 

Reservation:


Bbm : 598FF2FC , Fast Respon Phone and SMS : +62 877-3906-1777

O iya, jika teman-teman masih buta wisata ke Jogja mau ke mana saja? Boleh ngobrol dengan owner Munajat, doi yang pecinta kuliner ini juga siap sedia menjadi guide selama teman-teman plesir di Jogja.  Destinasi wisata antimainstream dikantongi lengkap oleh Munajat.  Dijamin liburanmu akan berbeda. Lengkap kan?

Tak usah banyak pertimbangan. Segera siapkan ransel dan bersiap ke Jogja. Kapan?

Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang